Kalabahi – Pemilhan Bupati Alor dan Wakil Bupati Alor untuk periode 2024-2029 sebentar lagi akan berlangsung, berbagai upaya konsolidasi dilakukan pihak yang hendak turut berpartisipasi di dalam kontestasi politik lima tahunan ini. Tepatnya pada 25 November 2024 mendatang.
Tergambar jelas di benak kita semua, konsolidasi politik menuju pemilihan kepala daerah jarang sekali mengedepankan aspek-aspek idiologis seperti visi-misi hingga operasionalisasi visi-misi dalam bentuk rencana program strategis pembangunan oleh partai politik maupun pasangan calon yang ikut dalam pesta demokrasi ini.
Diskursus publik lebhi banyak soal hal-hal parsial seputar latar belakang suku, agama, keterwakilan teritorial, bahakan hingga urusan-urusan peribadi jadi isu yang diperbincangkan dan dianggap menjadi variabel penentuan arah dukungan pemilih.
Padahal perbincangan soal-soal visi-misi dan program pasangan calon adalah aspek paling utama yang harus menjadi isu publik dan dapat secara terbuka diuji rasionalitasnya oleh publik. Sebab, visi-misi dan program kerja pasangan calon adalah gambaran akan cara pandangnya tentang mau dibawah kemana daerah ini jika terpilih.
Ruang publik harus disajikan calon yang cukup punya kualifikasi, cukup soal pemahaman, konsepsi dan komitmennya tentang bagaimana sebaiknya adaerah ini dibangun jika kekuasaan itu rakyat mandatkan kepadanya.
Karena aspek ini penting sehingga kesempatan ini, ulasan khusus mengenai bagaimana pasangan Calon Bupati Alor dan Wakil Bupati Alor Gabriel Abdi Kesuma Beri Bina dan Mulyawan Jawa atau paket Gab-Mul yang diusung Partai-partai Koalisi Indonesia Maju seperti Gerindra, Golkar, PAN , PSI dan PRIMA punya gagasan tentang bagaimana membangun sektor pertanian, perikanan dan peternakan di Kabupaten Alor.
Dikutip dari idekita.id, Penduduk kabupaten Alor mayoritasnya adalah petani, peternak dan nelayan (Pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan). Jumlah rumah tangga yang berprofesi sebagai petani menurut BPS pada tahun 2023 sebanyak 36.422 rumah tangga (83,5 %), dengan sektor tanaman pangan menjadi paling dominan (82,62%). Walaupun sektor pertanian sebagai sumber ekonomi utama, sektor ini hanya menyumbang 32,70% dalam struktur Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Alor di tahun 2023 (BPS).
Laju sektor pertanian di Kabupaten Alor termasuk mengalami pertumbuhan yang lambat sejak tahun 2010 (harga kosntan) hingga di tahun 2023 sektor hanya bertumbuh sebesar 3,35%.
Bagaimana Visi Pertanian, Perikanan dan Peternakan Gab-Mul
Dalam visi besarnya, Gab-Mul mengambil visi “Alor Maju, Alor Sejahtera ,Alor Amanah” dengan tagline “Alor Juara”.
Pada sektor pertanian, Gab-Mul menekankan pentingnya pengembangan sektor pertanian melalui konsepsi Ekonomi hijau (green economy) sebagai basis pengelolaan sumber daya ekonomi daratan (pertanian dan peternakan), serta konsep ekonomi biru (blue economy) sebagai basis pengelolaan ekonomi disektor maritim/kelautan.
Konsepsi ekonomi hijau berwujud pengelolaan sumber daya alam di daratan dengan menaikkan produksi pertanian dan peternakan, mewujudkan rantai pasar yang berkeadilan dan meningkatkan Nilai Tukar Petani (NTP) dan hilirisasi untuk memberi nilai tambah hasil pertanian, peternakan dan perkebunan dengan tetap menjaga kelestarian alam sebagai sumber kehidupan dan budaya masyarakat.
Sementara pengembangan ekonomi biru dilakukan strategi pengelolaan sumber daya alam di pesisir, perairan serta kekayaaan alam di bawah perairan laut serta hilirisasi dan pengembangan industri kelautan dan perikanan dengan tetap berkomitmen pada kelestarian, kesimbangan dan keseimbangan alam.
Secara programatis, Gab-Mul punya beberapa konsepsi pengembangan di sektor pertanian yang sangat baik untuk dicermati.
Pertama, dalam rangka peningkatan kapasitas produksi pertanian, Gab-Mul berkomitmen membangun sentra-sentra pertanian dengan melibatkan angkatan kerja usia produktif, penyediaan atau modernisasi peralatan pertanian dan perikanan serta menjaga ketersediaan benih dan pupuk di tingkat petani.
Kedua, Pembentukan rantai pasar komoditas Alor yang menguntungkan petani. Rantai pasar ini penting untuk mengotrol spekulasi harga pasar komoditi yang selama ini dikontrol dan dikendalikan oleh para tengkulak. Untuk memastikan rantai pasar dan peningkatan nilai produk pada komoditi pertanian dan perikanan, Gab-Mul mendorong pentingnya program hilirisasi dalam bentuk industri pengolahan komoditi berbasis Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) untuk memberi nilai tambah produk-produk pertanian dan perikanan yang diproduksi rakyat.
Ketiga, Pada aspek penyerapan pasar komoditi pertanian, perikanan dan kelautan, Gab-Mul memperioritaskan akselerasi program makan siang bergizi yang dicanangkan sebagai program prioritas pemerintahan Probowo Gibran. Program makan siang bergizi ini selain bermanfaat bagi peningkatan gizi anak, juga yang tidak kalah penting adalah ketersediaan pasar komoditi pangan dalam skala yang sangat besar bagi petani, peternak dan nelayan. Gab-Mul punya komitmen untuk operasionalisasi program makan siang bergizi, harus berdasarkan kemandirian produksi dan distribusi oleh rakyat sendiri. Rakyatlah yang akan dimobilisasi sebagai produsen pangan yang didistribusikan pada dapur-dapur rakyat yang bertugas mengolah makanan bergizi untuk kebutuhan konsumsi anak-anak setiap hari.
Keempat, untuk memastikan penigkatan produksi pertanian dan peternakan, Gab-Mul punya komitmen tinggi terhadap para petugas penyuluh pertanian dan peternakan sebagai motor pemerintah di garis depan.
“Merekalah pahlawan kita di garis depan, karenanya mereka harus kita perhatikan serius kesejahteraannya, fasilitas kerjanya termasuk peningkatan pengetahuannya”, ungkap Mulayawan Jawa menjelaskan pentingnya peran sentral para penyuluh pertanian dan peternakan di Alor.
Editor: Red