KALABAHI.LENSANUSAKENARI.NET-Keputusan mengejutkan yang diambil oleh Dinas Pekerjaan umum dan perumahan rakyat (PUPR) Provinsi NTT untuk memindahkan proyek pembangunan sumur bor yang semula direncanakan di Kampung Usakan, Desa Halerman, ke lokasi lain, telah menimbulkan kekecewaan mendalam di kalangan warga setempat. Proyek yang telah lama dinantikan sebagai solusi untuk krisis air bersih ini kini tergantung di ujung ketidakpastian. Masyarakat Usakan, yang selama ini hidup dalam kondisi serba terbatas, merasa terabaikan dan bertanya-tanya mengapa mereka yang sudah sangat membutuhkan akses air bersih harus kehilangan kesempatan tersebut.
Kampung Usakan, yang terletak di kawasan rawan kekeringan, telah lama mengandalkan air hujan untuk kebutuhan sehari-hari. Pada musim kemarau, ketika hujan tak turun, pasokan air bersih menjadi sangat terbatas, memaksa warga untuk menempuh jarak jauh untuk mendapatkan air. Keadaan ini telah berlangsung bertahun-tahun, menjadikan proyek sumur bor yang rencananya akan dibangun oleh Dinas Pekerjaan umum dan perumahan rakyat (PUPR) Provinsi NTT sebagai satu-satunya harapan bagi masyarakat setempat untuk memperoleh akses air bersih yang layak. Namun, keputusan mendadak untuk memindahkan proyek tersebut, tanpa adanya penjelasan yang jelas, telah mengguncang harapan mereka.
Sekretaris Desa Halerman,Karel Koilhing, yang sangat dekat dengan masyarakat Usakan, menyatakan kekecewaannya terhadap keputusan pemindahan proyek tersebut. Karel mengungkapkan bahwa warga Usakan begitu antusias dan berharap besar saat proyek sumur bor pertama kali diumumkan. “Warga kami sangat berharap besar. Kami semua hadir saat petugas survei datang ke desa. Warga bahkan berkumpul bersama, memasak untuk memberi makan petugas sebagai bentuk dukungan dan harapan agar proyek ini bisa segera dilaksanakan,” ujar Karel dengan nada penuh kekecewaan.
Namun, setelah bertahun-tahun menunggu, proyek yang hampir final ini dipindahkan tanpa pemberitahuan atau alasan yang jelas dari pihak pemerintah. Warga, yang sebelumnya begitu bersemangat, kini merasa sangat kecewa dan bingung. “Kami merasa seperti harapan kami dihancurkan begitu saja. Kami hanya ingin tahu mengapa proyek ini harus dipindahkan setelah kami menunggu begitu lama,” ujar salah satu warga Usakan yang sangat mengharapkan proyek ini untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka.
Kampung Usakan memang terletak di wilayah yang rawan kekeringan, yang membuat akses terhadap air bersih menjadi tantangan besar bagi warganya. Pada musim hujan, air hujan masih bisa digunakan untuk kebutuhan sehari-hari, namun pada musim kemarau, warga terpaksa mencari air dari sumber yang terbatas. Situasi ini telah menyebabkan kesulitan luar biasa, terutama bagi ibu rumah tangga yang bergantung pada air untuk kegiatan rumah tangga.
Salah seorang warga, mengungkapkan bahwa selama bertahun-tahun mereka harus berjuang untuk mendapatkan air. “Setiap musim kemarau, kami harus berjalan jauh hanya untuk mendapatkan sedikit air. Ini sangat menyiksa. Proyek sumur bor ini adalah harapan besar kami, satu-satunya jalan untuk mendapatkan akses air yang layak,” ujarnya dengan mata yang penuh keputusasaan.
Daud Turwin, Kepala Desa Halerman, menambahkan bahwa kebutuhan air bersih di Kampung Usakan sangat mendesak, dan keputusan untuk memindahkan proyek ini sangat merugikan masyarakat. “Kami sangat membutuhkan air. Proyek sumur bor ini adalah harapan kami untuk bisa mendapatkan akses air bersih yang layak. Ujar Daud
Masyarakat Usakan merasa sangat terpinggirkan dengan keputusan mendadak ini. Mereka merasa seolah-olah suara mereka tidak didengar dalam pengambilan keputusan yang begitu penting bagi kehidupan mereka. “Kami sudah menunggu begitu lama, kami sudah bertahan dalam kondisi sulit, dan sekarang harapan kami dipindahkan begitu saja tanpa penjelasan yang jelas,” ujar seorang warga yang sangat terpukul dengan keputusan ini.
Rasa terabaikan ini semakin mendalam karena tidak ada komunikasi yang jelas dari pihak Dinas PUPR provinsi NTT mengenai alasan di balik pemindahan proyek tersebut. Masyarakat merasa bahwa mereka tidak dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan, meskipun dampaknya akan langsung dirasakan oleh mereka.
“Proyek ini sangat penting bagi kami. Kami hanya ingin tahu apa alasan sebenarnya di balik keputusan ini. Kami ingin dijelaskan secara terbuka. Jangan biarkan kami merasa seperti tidak penting,” ujar Karel Koilhing, Sekretaris Desa Halerman, yang mengharapkan transparansi dan dialog terbuka antara pemerintah dan warga setempat.
Warga Kampung Usakan, melalui Kepala Desa Daud Turwin, meminta pemerintah untuk mempertimbangkan kembali keputusan ini dan memberikan penjelasan yang lebih jelas kepada masyarakat. Mereka berharap proyek sumur bor yang sudah dinanti-nanti ini tetap dilaksanakan di Kampung Usakan, mengingat kondisi air yang semakin kritis.
“Proyek ini sangat penting bagi kehidupan kami. Kami sudah bertahan begitu lama dengan kekurangan air. Kami hanya ingin hidup lebih baik. Kami meminta pemerintah agar mempertimbangkan kembali keputusan ini. Jangan biarkan kami terus menderita,” ujar salah seorang ibu rumah tangga yang sangat mengandalkan proyek tersebut untuk kehidupan keluarganya.
Kepala Desa Daud Turwin menegaskan bahwa proyek ini adalah kesempatan yang sangat penting bagi masyarakat Usakan. “Kami bukan hanya meminta proyek ini untuk dilaksanakan di desa kami, tetapi Kami ingin hidup lebih baik, dan air bersih adalah hak dasar kami yang harus dipenuhi,” Harap Daud.
Bagi warga Usakan, proyek sumur bor ini bukan hanya sebuah pembangunan fisik. Ini adalah harapan untuk masa depan yang lebih baik. Selama bertahun-tahun mereka hidup dalam kekurangan air, dan sumur bor adalah satu-satunya solusi yang dapat memberikan akses air bersih yang mereka perlukan. Tanpa sumur bor, mereka akan kembali terjebak dalam kesulitan yang tak terhindarkan, terutama pada musim kemarau.
Proyek ini bukan hanya tentang mendapatkan air untuk kebutuhan sehari-hari, tetapi juga untuk pertanian dan kehidupan sosial mereka. Dengan air yang cukup, warga Usakan akan memiliki kesempatan untuk memperbaiki kualitas hidup mereka, meningkatkan hasil pertanian, dan mengurangi ketergantungan pada sumber daya alam yang terbatas.
Karel Koilhing, Sekretaris Desa Halerman, menambahkan bahwa proyek sumur bor ini juga akan memberikan dampak positif bagi perekonomian lokal. “Dengan adanya air yang cukup, petani bisa lebih produktif, anak-anak bisa hidup sehat, dan kami bisa mengurangi ketergantungan pada air hujan yang sangat terbatas. Ini adalah kesempatan kami untuk keluar dari lingkaran kemiskinan yang disebabkan oleh kekurangan air,” ujar Karel.
Bagi masyarakat Usakan, proyek sumur bor ini lebih dari sekadar infrastruktur; ini adalah soal keadilan sosial. Mereka telah lama hidup dalam keterbatasan yang sangat memengaruhi kualitas hidup mereka. Akses terhadap air bersih adalah hak dasar yang selama ini sulit mereka dapatkan. Proyek ini adalah kesempatan untuk memperbaiki kehidupan mereka, dan mereka berharap agar kesempatan ini tidak terlewatkan begitu saja.
“Proyek sumur bor ini bukan hanya tentang kebutuhan air, tetapi tentang masa depan kami. Tanpa air bersih, kami akan terus hidup dalam kekurangan. Kami berharap pemerintah bisa memperhatikan kami dan tidak memindahkan proyek ini begitu saja tanpa alasan yang jelas,” ujar salah seorang warga Usakan, dengan penuh harap.
Warga Kampung Usakan kini berharap agar suara mereka didengar oleh pemerintah. Mereka meminta penjelasan yang transparan mengenai keputusan pemindahan proyek sumur bor ini dan mendesak adanya dialog terbuka yang melibatkan masyarakat dalam setiap langkah pengambilan keputusan. Mereka hanya ingin satu hal yakni akses air bersih yang layak
“Jangan biarkan kami terus terpinggirkan. Kami sudah cukup lama hidup dengan keterbatasan. Proyek ini adalah harapan kami untuk hidup lebih baik. Kami hanya ingin didengar dan dipahami,” ujar Karel. Keputusan ini bukan hanya soal pemindahan proyek, tetapi soal keadilan dan harapan. Harapan masyarakat Usakan untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik kini tergantung pada keputusan bijaksana pemerintah yang dapat melihat dan merespon kebutuhan nyata mereka.(Gitur)