SENGGO, LENSANUSAKENARI.NET – Pengembangan dan peningkatan sumber daya manusia pendidik dan tenaga kependidikan, adalah sebuah keharusan untuk dilakukan. Dalam menghadapi era keterbukaan dan maraknya persaingan pada berbagai bidang, guru dan siswa dituntut untuk beradaptasi dengan berbagai proses dan iklim belajar yang terjadi. Pola belajar tradisionil yang lama, kaku dan monoton perlu dievaluasi. Percepatan pembelajaran di sekolah dasar dipacu untuk segera memulai metode dan pendekatan-pendekatan baru dalam mengahadapi pelajaran. Seperti belajar Matematka yang merupakan pelajaran wajib dalam kelas berhitung di sekolah dasar.
Dalam rangka percepatan pembelajaran dan juga penerapan metode pembelajaran matematika, Profesor Yohanes Surya hadir dengan memberikan satu model pembelajaran baru yang disebut dengan GASING. Gasing adalah sebuah metode belajar Matematika dasar yang Gampang, Asyik dan Menyenangkan. Dengan metode dan teknik pendekatan yang ringan dan ceria Gasing memberikan warna baru di kelas matematika untuk selanjutnya membuat siswa lebih tertarik kepada mata pelajaran matematika serta menghadapi pelajaran tersebut dengan mudah, asyik sekaligus menyenangkan
Dalam metode Gasing, dimulai dengan pengenalan benda atau alat konkret, selanjutnya abstrak dan pada akhir pengimbasan materi diikuti dengan aktivitas mencongak. Ini diberikan sebagai suatu urutan yang bertujuan agar setelah siswa melihat hal atau benda kongkrit dapat dituangkan dalam bentuk tulisan berupa angka-angka yang abstrak dan dipahami secara konseptual. Dengan demikian pemahaman numerasi anak dapat terbangun dengan konsep yang jelas dan persoalan matematika tidak menjadi hal yang menakutkan bagi siswa sekolah dasar.
Berdasarkan pantauan media ini pada kegiatan pengimbasan di Senggo, diikuti oleh peserta dari tiga distrik yaitu Citak mitak, Kaibar dan Tizain, berlangsung di Ruang Aula Sekolah Dasar YPPK St. Yoseph Senggo, ibu kota distrik Citak mitak. Hadir sebagai Trainer dalam kegiatan ini ibu Kristin dan tiga rekannya serta panitia dari dinas pendidikan kabupaten Mappi. Kegiatan pengimbasan ini berlangsung selama kurang lebih sepuluh hari, yaitu dari tanggal (4 hingga 13 Oktober 2023) yang diikuti oleh perwakilan guru dari distrik Tizain, distrik Kaibar dan distrik Citak mitak.
Rotua Tambunan,Seksi Kurikulum Dinas Pendidikan Mappi, yang turut pula dalam mendampingi kegiatan ini menyampaikan terima kasih atas kehadiran guru-guru dari tiga distrik yang telah mengambil bagian dalam kegiatan dimaksud. Semoga dengan keterlibatan guru-guru dalam kegiatan ini berdampak bagi peserta didik di sekolah masing-masing. Pemerintah kabupaten melalui dinas pendidikan juga berharap agar ada peningkatan kualitas belajar peserta didik dari sebelumnya dimana terdapat banyak angka putus sekolah akibat numerasi dan literasi dan juga persoalan lain yang bermula dari minimnya pola pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan.
“Trima kasih atas kehadiran bapak/ibu guru dalam mengikuti kegiatan ini, walaupun ada yang tempat tugasnya jauh tapi bisa hadir. saya berharap, setelah selesai kegiatan ini, bapak-ibu guru kembali ke sekolah masing-masing dan ajarkan kepada siswa apa yang baru saja bapak/ibu pelajari dalam kegiatan ini.”Demikian Rotua Tambunan memberi pesan penutup kepada para peserta training.

Selanjutnya mewaikili para trainer, Ibu Kristin dalam pesannya mengharapkan agar para guru setelah kembali ke sekolah masing-masing tidak lagi menggunakan metode lama dalam penyelesaian soal matematika, tetapi mempraktekkan metode Gasing yang materinya telah diperoleh kurang lebih selama sepuluh hari. Ia juga berpesan agar tetap membangun silaturahmi agar ketika menemui persoalan, baik dalam pengerjaan soal-soal matematika di sekolah ataupun hal lainnya dapat tetap saling koordinasi.

Mengahiri kegiatan ini juga terpilih 10 (sepuluh) besar yang dianggap aktif dalam kegiatan Training Matematika ala Gasing yang dinilai berpartisipasi baik dalam kegiatan selama kurang lebih sepuluh hari tersebut. Nama-nama yang mendapat sepuluh besar tersebut mulai dari urutan pertama sampai terakhir, yaitu: Nelson Beri, Ogi Nenobahan, Ibu Kartini, Selmi Bria, Yosefina, I Wayan Suweta, Maria Kian Dawan, Ros Misa, Frans, dan Marno. Dalam pesan penutup mewakili seluruh peserta Training, Nelson Beri yang juga adalah peserta nomor urut satu dari sepuluh terbaik, menceritakan kesannya sekaligus memberi pesan kepada seluruh peserta agar sebelum metode ini diberikan kepada siswa setidaknya setiap guru harus gunakan bagi pribadi masing-masing. Ia juga menambahkan semakin kita memberi kepada orang lain apa yang kita peroleh, maka dalam diri kita akan semakin tertanam dan mudah diingat secara baik.
“teman-teman sekalian, sebelum kita mempraktekan kepada anak-anak, setidaknya metode ini harus kita sendiri gunakan. Selanjutnya baru kita bagikan, semakin banyak yang kita bagikan, maka dalam diri kita akan semakin tertanam dan kita akan tetap ingat” demikian Nelson Beri dalam pesannya. Dengan diadakannya kegiatan ini, diharapkan guru-guru yang terlibat dapat menjadi katalisator untuk melanjutkannya kepada guru-guru yang lain. Disamping itu metode ini semakin banyak dipelajari dan dikenal oleh siwa sebagai metode yang memberi solusi dalam pemecahan soal-soal matematika di sekolah dasar.*dm