Masyarakat Batu Putih Membantah Berita Lari ke Hutan Karena Takut Di Vaksin

Jamaludin Bain Demang, Salah seorang masyarakat Dusun II Batu Putih, Desa Aila Timur, Kecamatan Kabola, Kabupaten Alor membantah warga kampung Batu Putih lari ke hutan karena takut di vaksin. (Foto : Gitur)

Kalabahi,LENSANUSAKENARI.NET, Jamaludin Bain Demang, Salah seorang masyarakat Dusun II Batu Putih, Desa Aila Timur, Kecamatan Kabola, Kabupaten Alor membantah berita yang menyatakan bahwa masyarakat Batu Putih lari ke hutan karena takut di suntik vaksin sinovac antibodi covid – 19.

Bacaan Lainnya

Jamal mengungkapkan bahwa memang ada ketakutan dalam masyarakat karena berbagai isu yang ada terkait vaksin karena hal tersebut masih terasa seperti suatu hal yang baru serta berkaitan dengan kesehatan manusia, namun hal tersebut tidak sampai membuat seluruh masyarakat batu putih berlari ke hutan

“kalau untuk ketakutan, memang betul dan bukan hanya di batu putih melainkan masih banyak masyarakat yang takut di vaksin, karena ini kan sesuatu hal yang baru dan menyangkut kesehatan jadi harus lebih waspada, tapi itu hanya bicara – bicara saja, tidak sampai lari kehutan karena takut vaksin seperti berita yang beredar, itu tidak begitu”. Ujar Jamal

Jamal juga menjelaskan bahwa, saat ini memang musim untuk bertanam, sehingga merupakan sebuah kewajaran apabila sebagian besar masyarakat lebih banyak menghabiskan waktu di kebun guna bercocok tanam dan hal tidak ada hubungannya dengan vaksinasi anti body covid-19.

“sekarang ini kan musim berkebun sehingga masyarakat harus menanam dan melakukan kegiatan perkebunan lainnya, jadi wajar kalau masyarakat lebih banyak waktu di gunakan di kebun guna bercocok tanam, hal tersebut tidak ada kaitannya dengan vaksinasi antibodi covid-19.” Papar Jamal

Jamal secara tegas mengungkapkan bahwa berita yang menyatakan bahwa warga batu putih meninggalkan kampung dan yang tersisa dan masih menetap hanyalah dua orang tukang ojek tidak benar.

“Jadi berita yang bilang warga batu putih lari ke hutan karena takut vaksin dan yang tersisa hanya dua orang tukang ojek, merupakan sebuah berita yang tidak benar dan tidak sesuai dengan kenyataan dilapangan.” Tegas Jamal

Jamal berujar bahwa untuk menyatakan kondisi warga yang sebenarnya tidak bisa hanya berdasarkan keterangan 1 atau 2 warga yang di temui, karena kebiasaan masyarakat desa yang seperti masyarakat pada umunya yakni ada pro dan kontra terhadap vaksinasi yang akan dilakukan.

“iya, jadi untuk tahu kondisinya, tidak bisa hanya dari satu dua orang punya keterangan, karena memang di dalam masyarakat juga ada yang setuju di lakukan vaksinasi, dan ada yang tidak setuju.” Ujar pria yang kini menjabat sebagai Ketua Umum komisariat Alisariati, di Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Alor

Jamal juga berharap agar dengan klarifikasi yang disampaikannya, tidak ada lagi yang berprasangka dan turut merasa dirugikan terkait kondisi warga Batu Putih yang di informasikan

“iya semoga dengan ini, kita jadi tahu kronologi sebenarnya, sehingga tidak ada lagi isu- isu yang berkembang dan semua masyarakat dapat mengetahui kondisi di batu putih . Pungkas Jamal saat memberikan keterangan Kamis (18/2/2021)

Diketahui, sebelumnya Rabu (17/2/2021) beredar berita di beberapa media online yang menyatakan warga di kampung batu putih Desa Aila Timur, Kecamatan Kabola, Kabupaten Alor minggat dan lebih memilih tinggal dihutan karena takut di vaksin antibodi covid-19.

Di beritakan dari 300 warga, 298 warga yang menolak di vaksin lari meninggalkan kampung dan tinggal dihutan dan menyisakan 2 warga yang berprofesi sebagai tukang ojek yang masih menetap di kampung batu putih Desa Aila Timur, Kecamatan Kabola, Kabupaten Alor.(Gitur)

Banner IDwebhost

Pos terkait