MENOLAK LUPA……
Dulu.… negeri ini ditindas tanpa ampun, diperkosa hak haknya. Dijarah hartanya, menjadi babu di tanah sendiri. Bodoh dan dungu tak tertandingi. tak melawan Bukan tak bertenaga, tak menghindar bukan takut tapi… Dijatuhkan oleh keadaan….
Tapi mereka punya mimpi. Menjadi Tuan atas bumi sendiri. Cerdas mengolah negeri.
Dari sabang sampai merauke semua mereka berdiri bersatu dengan harapan yang besar lantang mengucapkan janji untuk generasi kelak, agar tak bodoh seperti mereka, tak lemah seperti mereka. Mejadi besar, lepas dan mekar.
Mereka berjanji “ Bertanah Air Satu Tanah Air Indonesia, berbangsa Satu Bangsa Indonesai Dan Bebahasa Satu Bahasa Indonesia..
Hari ini mimpi itu tak bertuan, tak niat tuk dilanjutkan.
Apakah mimpi ini hanya mimpi mereka: bukan kita. Mimpi yang gugur digilas waktu
Tak ada yang peduli, sedikit yang merangkak sendiri mengais kembali kepingan – kepingan mimpi besar mereka untuk negeri ..
Wahai pemuda, mengapa tertidur? Bukankah buaian Ibu Pertiwi lebih indah dari janji janji manis sang Serakah.?
Aku mengajakmu kawan…. Mari kita bangun, berdiri diatas Tana Pertiwi yang membesarkan kita. Singsingkan lengan bajumu dan berteriak lantang meggetarkan dunia agar mereka, para leluhur yang tetidur dibalik tanah bebangga memiliki kita.
Teriakan persatuan agar Darah mereka menjadi mata air bagi kita. Semangat mereka menjadi Harapan bagi kita dan Doa mereka menjadi Lentera bagi kita.
Disini diatas tanah ini; tempat raga mereka berkubang, dan dibawah langit ini; saksi bisu teriakan perjuangan mereka, kami mau terus berjanji “ Bertanah Air Satu Tanah Air Indonesia, berbangsa Satu Bangsa Indonesia, Bebahasa Satu Bahasa Indonesia..
AKU ANAK SEKOLAH
Pagi pagi aku bangun
Tak lupa berdoa dan mengucap Syukur
Bergegas kurapikan tempat tidurku
Keluar kamar mandi dan sarapan
Aku hendak pergi ke sekolah
Mencari ilmu bekal di masa depanku
Kusalami ayah dan ibuku
Dengan restu mereka aku melangkah
Berjalan ke sekolah dengan harapan
Kelak aku akan menjadi berguna
Buatku, orang tuaku dan bangsaku
RINDU
Rindu itu berat; Seberat aku merelakanmu pergi
Rindu itu sakit; Sesakit aku tanpa berita darimu.
Rindu itu beku; Sebeku hatiku tanpa kabar darimu
Rindu itu kering tak bernyawa; Sekering aku yang merasa hampir tak hidup lagi tanpamu
Rindu itu candu; Secandu aku yang tak pernah lelah berkhayal tentangmu disini
Rindu itu rindu; Rindu tanpa kata, rindu tanpa tatap. Rindu merintih.
Rindu itu hidup; Hanya yang hidup yang merindu.
Pulang; Aku masih merindu…
Penulis : Emilda Laubase