Kumpulan Karya Sastra Emilda Laubase

MENOLAK LUPA……

Dulu.… negeri ini ditindas tanpa ampun, diperkosa hak haknya. Dijarah hartanya, menjadi babu di tanah sendiri. Bodoh dan dungu tak tertandingi. tak  melawan  Bukan  tak bertenaga, tak menghindar bukan takut tapi… Dijatuhkan oleh keadaan….

Bacaan Lainnya

Tapi mereka punya mimpi. Menjadi  Tuan atas bumi sendiri. Cerdas mengolah negeri.

Dari sabang sampai merauke semua mereka  berdiri bersatu dengan harapan yang besar lantang mengucapkan janji untuk generasi kelak, agar tak bodoh seperti mereka,  tak lemah seperti mereka. Mejadi besar, lepas dan mekar.

Mereka berjanji “ Bertanah Air Satu Tanah Air Indonesia, berbangsa Satu Bangsa Indonesai Dan Bebahasa Satu Bahasa Indonesia..

Hari ini mimpi itu tak bertuan, tak niat tuk dilanjutkan.

Apakah mimpi ini hanya mimpi mereka: bukan kita. Mimpi yang gugur digilas waktu

Tak  ada yang peduli, sedikit yang merangkak sendiri mengais kembali kepingan – kepingan mimpi besar mereka untuk negeri ..

Wahai pemuda, mengapa  tertidur? Bukankah buaian Ibu Pertiwi lebih indah dari janji janji manis sang Serakah.?

Aku mengajakmu kawan…. Mari kita bangun, berdiri diatas Tana Pertiwi yang membesarkan kita. Singsingkan lengan bajumu dan berteriak lantang meggetarkan dunia agar mereka, para leluhur yang tetidur dibalik tanah bebangga memiliki kita.

Teriakan persatuan agar Darah mereka menjadi mata air bagi kita. Semangat mereka menjadi Harapan bagi kita dan Doa mereka menjadi Lentera bagi kita.

Disini diatas tanah ini; tempat raga mereka berkubang, dan dibawah langit ini; saksi bisu teriakan perjuangan mereka, kami mau terus berjanji “ Bertanah Air Satu Tanah Air Indonesia, berbangsa Satu Bangsa Indonesia, Bebahasa Satu Bahasa Indonesia..

AKU ANAK SEKOLAH

Pagi pagi aku bangun

Tak lupa berdoa dan mengucap Syukur

Bergegas kurapikan tempat tidurku

Keluar kamar mandi dan sarapan

Aku hendak pergi ke sekolah

Mencari ilmu bekal di masa depanku

Kusalami ayah dan ibuku

Dengan restu mereka aku melangkah

Berjalan ke sekolah dengan harapan

Kelak aku akan menjadi berguna

Buatku, orang tuaku dan bangsaku

RINDU

Rindu itu berat; Seberat aku merelakanmu pergi

Rindu itu sakit; Sesakit aku tanpa berita darimu.

Rindu itu beku; Sebeku hatiku tanpa kabar darimu

Rindu itu kering tak bernyawa; Sekering aku yang merasa hampir tak hidup lagi tanpamu

Rindu itu candu; Secandu aku yang tak pernah lelah berkhayal tentangmu disini

Rindu itu rindu; Rindu tanpa kata, rindu tanpa tatap. Rindu merintih.

Rindu itu hidup; Hanya yang hidup yang merindu.

Pulang; Aku masih merindu…

Penulis : Emilda Laubase

Banner IDwebhost

Pos terkait