Oleh : Michael Edowai
Prolog
Cinta sangat identik dengan perasaan kasih sayang, suka, dan sebagainya. Semua orang pastinya juga pernah merasakan cinta, mulai dari bayi, remaja, dan juga dewasa. Cinta tentunya ada pada masing-masing individu, namun cara mengungkapkan sebuah cinta juga akan berbeda-beda. Cinta tidak hanya membahas persoalan pasangan, namun di dalam sahabat dan keluarga juga terdapat cinta.
Cinta tak selalu bersatu jika tidak menyaruh dalah misi sama, bahkan cinta tak selalu indah sesuai dengan apa yang kita inginkan, karena cinta selalu hari pada jodoh. Cinta berawal perawal dari pandangan bersemi dengan sebuah hubungan, cinta diawali dengan masa pacar. Di masa pacaran cinta teruji saling kesingambuangan cinta dalam satu misi. Akan tetapi mencintai seseorang yang tidak mencintai kita, bagaikan kita menunggu kapal di bandara.
Bagiku, tinggal di suatu kompleks perumahan cukup sederhana. Perumahan yang tertata rapi termasuk lingkungannya, beda jauh saat tinggal di komplex , bagiku itu sudah lebih dari cukup. Aku tinggal bertiga dengan Yohanes Amoye Yogi dan Ferdinan Pokuwai, mereka adalah sahabat saya yang baru saja menyelesaikan pendidikan Strata satu dari kota studi Tondano Manado. Saya mengenal mereka sejak tahun 2017 dan mereka dua adalah teman SMA saya, kami berpisah selama 5 tahun karena pendidikan, kami lahir dari satu lahim organsisai, Angkat 17 (A17) tetapi emosiol persahatan terbangun baik hingga sampai saat ini Feri dan Jhon adalah sahabat alias konco saya di setiap waktu. Kandang mereka lalu ajak diskusi, mereka dua selaku menjadi mentir bagiku di setiap waktu, kami selalu main futsal sekedar olahraga.
Aku adalah sang pengagum andal di balik layar, memandangimu dari tempat yang tak kau lihat. Percayalah, bahwa aku diam-diam telah melangitkan namamu dalam setiap doa. Tak berubah, selalu sama, berharap agar dirimu bahagia di sana.Tidak semua hal mesti disampaikan; mencintaimu, misalnya.
Jangan tanya kenapa, mungkin aku hanya belum siap menerima kenyataan bahwa hatimu sudah ada yang menggenggan, belum siap untuk terluka.Sebab terkadang, memendam terasa mendamaikan.
Aku sangat terpesona dengan wajah juwita idamanku. Setiap saat aku dapat memandang wajahnya dengan tidak merasa jemu. Polusi menyelimuti bulan dan bintang yang ingin menampilkan kecantikannya. Sepertinya akan turun hujan.
Dentangan jam di dinding terdengar satu kali. Ini menunjukkan bahwa hari sebenarnya sudah berpindah ke hari berikutnya. Sebenarnya, aku ingin tidur, tapi mataku tidak mau menuruti perintah otakku. Ini gara-gara memikir dirinya. Dalam kesendirian dan keheningan malam di pondok Kalibumi, Distrik Wanggar tiba-tiba angin dingin menerpaku dari samping kanan. Bulu kuduk dan bulu-bulu di tanganku berdiri tanpa aku suruh. Aku diam sesaat. Kembali rasa takut hinggap di hatiku. Tidak berapa lama, untuk kedua kalinya, angin dingin menerpa mukaku dari sebelah kanan. Ketika aku tengok.“Tuhar…,” dari mulutku secara spontan keluar kata tersebut.
Ira adalah pangeranku, sosok yang memikat hatiku dengan senyumnya yang menawan. Bagiku dia adalah mimpi ku, yang selalu ingin kugapai. Bermula dari rasa kagum, yang semakin berkembang tiap harinya. Perasaanku padanya tak dapat diungkapkan oleh kata. Hari ini masih sama, aku menatap dirinya yang duduk di pojok lapangan futsal Bumi Wonorejo.
Kadang, aku bergurau dan termenung sendirian, sesekali pula bermain dengan sebatang rokok troy di tanganku. Rambutnya yang tertiup angin menari dengan indah, membuatku tertawa kecil. Hatiku terasa nyeri, ternyata dia menyukai orang lain sejak lama. Aku hanya berharap pada sesuatu yang tidak pasti, Sekeras apapun aku berjuang hatinya bukan untukku. Namun, perasaan ini terlalu dalam untuk aku hapuskan. Hujan malam itu seakan membasahi hatiku yang hancur.
Irama Rindu Abadi Ira
Irama Rindu Abadi “IRA”, Nama yang cantik, pas untuk orang secantik dirinya. Meskipun ada yang lebih cantik dari bibir daun Paniai, tapi menurutku dia tercantik diantara yang paling cantik. Umurnya Ade denganku, hanya, Aku lebih tua darinya. Sejak pandangan aku sudah menyukainya. Dia satu-satunya juwita yang mampu membuatku tergila-gila. Hingga kini kami belum jumpa. Rasa cintaku tidak pernah pudar, dan cinta ku padanya sangat berat. Aku mencintai dan melindunginya bagikan polusi menyelimuti Tanah Abang.
Suasana, selasa pagi di Terminal Pasar Karang (TPK) masih ramai, ada ratusan pemumpang sedang mencari mobil untuk pergi liburan bersama keluarga di Dogiyai,Deiyai dan Paniai. Perjumpai perdana selasa 17 desember 2024, di Terminal Pasar Karang menikam hati ku, ketiga ku padang laut wajah mu yang elok. Keelokan wajahmu, hatiku berdetar untuk menyatukan cinta melalui kontak batin ku.
Ira hadir di mimpi ku dengan hayalan belaka, karena kontak bating hati tidak menentu pada sasaran. Wangi cinta semakin melebar di Terminal Pasar Karang hingga menentuk hati ku. Ira, juwita idamanku dalam hidup ku. Pandangan jawahmu sangat menyentuh hatiku. Menjadi permata cinta ku padamu, aku hanya senyum manis dari kejauhan. Aku ingin sekali mendekat mu, namun mental ku selalu di kelabui oleh polusi hingga ungkap isi hati tidak nyampe pada mu, Ira.
Aku selalu ingat di setiap waktu dalam kehidupan ku, wajahmu ku terbayang selalu dan tumbuh sumbur bagiakan benalu di hati ku.
Senja sore berkobar di wisata Panitai PLN Kalibobo menerangi taman. Ira, indah di padang pada sambangi kedua di wisata pantai PLN Kalibobo sore itu. aramah cinta yang sangat bermaksa yang ku rasa di kala. Senyum simpul mu saya terhibur di teman oleh sebatang roko Troy didibibir Pantai PLN Kalibobo, Ku rasa di teman oleh angin sepoi sepoi di kala itu.Senyum dan tatapan jawah mu selalu terbayang dalam setiap pagi, siang dan malam, aku selalu tertewa besar besar seakan orang gila jika ku bayang lauk jawahnya.
Setiap Perjumpaan Penuh Bermakna Bersama Ira
Saban perjumpaan penuh bermakna, perjumpaan ku dengan Ira diawali dengan senyum manisnya, senyum menikam sejutah perasaan hati ku, apalagi aku memandang lesung pipihnya, hatiku berbunga – bunga. Aku tanpanya bagaikan ikan mas hidup tanpa air tawar, cintu pun tawar pada Ira.
Sudah berkali kali aku telah jumpa dengan Ira, ada yang ku jumpa di wisata pantai hamadi jayapura, ada pula di lapangan Futsal Bumi Wonorejo, ada pula dan di kostnya, setiap tatapnya penuh bermakna karena perjumpaan diwarnai oleh senyum manis di temani oleh lesung pipinya yang selalu menghibur hati ini. Jujur, tak hanya lesung pipi yang menarik bagiku tetapi apa beberapa yang menarik dari Ira, murah senyum, murah hati, sopan santun dan ada beberapa yang menjadi privasiku. Juwita idamanku, dia ialah Ira, ku selalu terbayang untuk berjumpa dengan juwita idamanku tepati perjumpaan pun tak terkunjung, kami pun di batasi oleh ruang dan waktu. Aku fokus pada kesibukan pribadiku demikian pula Ira pun menghabiskan waktu di kampus untuk mengejar cita cita di kota studinya, karena harapan dan impian orang tua anaknya, harus selesai kuliah.
Ira Tampil berbeda di Rabu pagi.Pukul 10:38 Wib, Rabu pagi Ira muncul dengan pakean leher buat berwarna biru muda, topinya mirin kesamping kanan, hari ini Ira Tampil berbeda dari hari hari sebelumnya. Aku memandang Ira dari kejauhan, dialah Juwita idamanku. aku oleh temani seorang mentor waktu saya kuliah di kota studi Jayapura dialah D.M Edowaibo, kami berdua bersantai duduk di pondok dengan sementara di tangan ku sedang memegang sebatang rokok Troy. Rasa cinta koraborasi dengan rasa sebatang rokok troy, cinta semakin masing di lubuk hatiku.
Cinta Tak Selalu Indah
Hari hari ku, ku warna dengan mimpi mimpi yang tak indah dalam hidup ku. Hayaran ku sangat tinggi di banding fakta, Aku ingin sekali berjumpa dengan Ira, untuk menungkap perasaan ku pada dirinya.
Epilog
Mencintai seseorang orang yang tidak mencintai kita, bagaikan kita menunggu kapal di bandara. Akan tetapi cinta tetap tumbuh subur di dalam kehidupan kita sebagai makhluk sosial.
Kebahagiaan akan selalu ada bagi mereka yang bertahan. Bahagia tahu kapan dia harus datang. Tidak perlu disesali, cukup jalani hari-harimu. Karena tugasmu hanya hidup di dunia dengan baik.
Aku mengutarakan permohonan maaf atas terlanjur mencinta mu ade Irama Rindu Abadi “IRA”, tetapi jujur aku masih mencintaimu sepanjang hidup ku. Aku ucapkan banyak terima kasih yang mendalam atas semua senyum pada ku karena saya lalu terhibur saat kamu senyumn aku bersyukur sekali sekedar senyum.
Penulis adalah eks kandidat DPD RI Dapil Papua Tengah tahun 2024.