KEHIDUPAN MERANA DI TENGAH BADAIOlehMarthen Djolelang, S.Pd.Gr Di tengah badai kehidupan yang merana,Hatiku terhempas, gelombang derita mendera.Langit kelam memayungi luka-luka,Seakan-akan dunia tak punya tawa. Angin bertiup, menerpa seakan mencoba,Menghadang langkah,

olehMarthen Djolelang, S.Pd. Gr Sejuk hati terasa, Seperti embun pagi,Peluk hangat sang mentari.Di lika-liku kehidupan, sabar menjelma,Menyanyikan lagu kesabaran, dalam irama hati. Di hening malam yang gelap, bintang bersinar,Sabar menyinari

Pagi itu ketika mentari mulai bangunMenyapa dengan senyum kepada semua umatTampak ingin membangunkan semua yang tertidurDi Kota Karang, Kota Pendidikan itu. Dicelah-celah Bebak Tua, ada cahaya harapanMemantulkan senyum hangat persis di

Agus (9) namaku. Aku lahir dan besar dari keluarga sederhana. Ayah melaut demi menafkai Aku dan kakakku. Kakakku bernama Blepang sekarang duduk di bangku kelas 3 SMA. Akunpun dulu bersekolah

Bila waktu dapat dihentikan lajunya, aku orang pertama berdiri paling depan untuk menghentikannya, agar umurku tetap.Sayangnya sekalipun waktu dapat dihentikan, tubuh tak dapat menipu pada kerapuhan. Ia terus rapuh bukan

Sri Padakari pose bersama Elvrida Maure (Foto: Akun Facebook Vivhy Elfrida Maure Ma…Sa memang tidak lihat  Hari dimana mama dilahirkan. Tapi sa yakin kalo hari itu adalah hari yang indah