Kalabahi – Bupati Alor, Drs. Amon Djobo, M. A. P. menyatakan rasa haru dengan settingan acara pembukaan yang lakukan oleh Panitia Pekan Paduan Suara Gerejawi (Pesparawi) Tingkat Kabupaten Alor Tahun 2023. Pasalnya? Kegiatan dipanitiai Dominikus Salmau, ST, M. A. P, bersama teman-teman dan Ketua LPPD Kabupaten Alor, Obeth Bolang, S. Sos, M. A. P melibatkan kaum muslimin dan Muslimah atau Umat Islam.
“Teman-teman pada hari ini di mana dua atau tiga hari nanti Saya akan mengakhiri masa jabatan Saya sebagai Bupati tapi pada hari ini Saya sangat terharu dengan kegiatan yang digelar oleh Om Obeth dan Pak Domi di mana melibatkan kaum muslim dari tingkat kecamatan yang bawa kontingen hingga pembawa acaranya. Ini tidak ada di tempat lain selain di Alor,” ungkap Bupati Djobo yang disambut dengan tepuk tangan meriah, di Aula Pola Tribuana Kalabahi, Kecamatan Teluk Mutiara, Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur, Rabu (1/11/2023).
Lebih luar biasa lagi, Peraih Harmony Award ini mengungkapkan, bahwa salah satu Kecamatan di Pulau Pantar yang Camatnya beragama Islam merelakan rumahnya digunakan untuk melatih koor lagu-lagu Rohani Kristen.
“Bapak dan mama serta anak-anak semua. Di belahan bumi yang lain ada konflik peperangan entah itu motif politik atau ekonomi yang membawa isu Agama, namun kita di Alor ada rumah orang muslim yang berkumandang lagu-lagu Rohani Kristen untuk lomba paduan suara dari Kecamatan Pantar Timur yang saya dapat telepon tadi malam. Ini sebuah hal yang sangat luar biasa dan hanya bisa terjadi karena karya Roh Kudus,” puji Amon Djobo yang sangat mendukung kegiatan kerohanian semua Agama di Nusa Kenari ini.
Untuk itu, orang nomor 1 di Kabupaten Alor ini berpesan kepada masyarakat Alor yang hendak melanjutkan tongkat estafet kepemimpinan Kabupaten Alor ke depan agar mampu meneruskan wujud nyata toleransi yang dibangun oleh leluhur dan dirawat oleh pemerintah dan masyarakat Alor dari masa ke masa dengan metode nyata ini.
Kegiatan pembukaan PESPARAWI tingkat Kabupaten Alor yang berlangsung sore hingga malam itu dihadiri Unsur Forkimpimda Alor, Ketua LPPD NTT dan Dewan Juri, Pimpinan OPD, Tokoh Umat dan Tokoh Masyarakat serta Peserta Lomba Kategori Remaja dari berbagai kecamatan se-Kabupaten Alor.

Keluarga Besar Muslim Jadi Tuan Rumah Peserta Pesparawi Asal Pantar Timur
Ini wujud toleransi antar umat beragama di Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur.
Penyelenggaraan Kegiatan Pesta Paduan Suara Gerejawi (PESPARAWI) tidak terkesan hanya kegiatan Umat Kristiani semata, namun melibatkan Umat Muslim.
Dibuktikan ketika penjemputan Peserta Pesta Paduan Suara (PESPARAWI) ke-VIII Tahun 2023 Tingkat Kabupaten Alor dari Kecamatan Pantar Timur ketika berangkat dari Pelabuhan Bakalang Kecamatan Pantar Timur, Senin 30/10/2023 dengan menggunakan perahu motor menuju pelabuhan Alor Kecil, Desa Alor Kecil, Kecamatan Alor Barat Laut.
Peserta Pesparawi bersama ketua Panitia Persiapan Kontingen Kecamatan Pantar Timur Sirajudin Koli, beserta Camat Pantar Timur Muhammad Kamran, SE.,MM dan Rombongan tiba di Alor Kecil, dijemput Keluarga Muslim yang dimotori Kaula Muda Mahasiswa/i Pantar Timur, GEMPARTI, GMNI, dan HMI serta Kepala Desa Adang Buom Jamila Kou SE., bersama Tokoh masyarakat Desa Adang Buom, Tokoh Masyarakat Pantar Timur sekitar Teluk Mutiara, dari pelabuhan Alor Kecil diarak sepanjang jalan menuju tempat penginapan, rumah kediaman Camat Pantar Timur yang beragama Muslim.
Dalam sambutannya, Ketua Panitia Kontingen Pesparawi Sirajudin Koli bangga Kaula Muda Mahasiswa/i Pantar Timur hari ini sudah mempersiapkan segala kondisi menerima kami dan peserta Pesparawi.
“Saya harap agar kondisi seperti ini jangan berakhir di kegiatan ini saja, tetapi untuk kegiatan apa saja,” ujar Sirajudin.
Mewakili seluruh rombongan, Sirajudin menyampaikan terima kasih yang tulus kepada Pemerintah Desa Adang Buom, terkhusus Kepala Desa Jamila Kou, SE., bersama seluruh masyarakat Adang Buom.
Ditempat yang samaw Ketua Lembaga Pengembangan Pesparawi Kecamatan (LPPK) Pantar Timur, Yusak Olang mengisahkan tuturan Alm. Drs. Syarifudin Rahim Gomang, M.A (Hons).
Cerita sejarah mengibaratkan keluarga yang berada di gunung dan yang menetap di pantai itu di ibaratkan “Tikar” dan “Bantal” yang tidak boleh terlepas.
Lanjut Yusak, keluarga dipantai diibaratkan “Tikar” dan gunung diibaratkan “Bantal”.
“Pesan keluarga Pantai untuk Keluarga di Gunung bahwa, ingat baik-baik, jaga diatas kuat-kuat, jangan sampai ada musuh diatas yang serang kami dibawah, begitu pula sebaliknya. Pesan keluarga Gunung, jaga baik-baik sehingga tidak ada musuh dari bawah yang tembus sampai keatas dan ganggu kami diatas,” kisah Anggota DPRD Kabupaten Alor ini.
Editor: Markus Kari